Articles
12 Documents
Search results for
, issue
"Vol. 32 No. 1 April 2010"
:
12 Documents
clear
Pengaruh Penambahan Karet Alam Cair terhadap Sifat Termal Polyblend Elastomer Termoplastik
Sugiantoro, Sugik;
Sudirman, Sudirman;
Karo Karo, Aloma;
Deswita, Deswita;
Yusuf, Saeful
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (203.831 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2734
Analisis perubahan sifat termal polipaduan elastomer termoplastik-polietilen atau elastomer termoplastik- polipropilen akibat penambahan Karet Alam Cair (Liquid Natural Rubber/ LNR) telah dilakukan dengan teknik Simultaneous Thermal Analyzer (STA). Polipaduan LNR-polietilen dan LNR-polipropilen dilakukan dengan teknik blending dalam laboplastomill dengan variasi fraksi berat LNR sebesar 3 %berat, 5 %berat dan 7 %berat. Hasil karakterisasi dengan STA menunjukkan bahwa penambahan LNR 5 %berat pada polipaduan elastomer termoplastik-polietilen (ETP-PE) meningkatkan suhu puncak pelelehan dari ± 140 oC menjadi ± 164,1 oC, dan suhu mulai terjadinya dekomposisi meningkat dari ± 359 oC tanpa LNR menjadi ± 385 oC. Sedangkan polipaduan elastomer termoplastik-polipropilen meningkatkan suhu puncak pelelehan dari ± 170,4 0C menjadi ± 178,5 oC dan suhu mulai terjadinya dekomposisi meningkat dari ± 370,5 oC tanpa LNR menjadi ± 389,8 oC setelah penambahan LNR 3 %berat.Â
Teknologi Biosorpsi oleh Mikroorganisme, Solusi Alternatif untuk Mengurangi Pencemaran Logam Berat
Ratnawati, Emmy;
Ermawati, Rahyani;
Naimah, Siti
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (249.733 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2739
Biosorpsi merupakan teknologi pengolahan limbah terbaru yang dapat menyisihkan/menghilangkan logam berat yang bersifat racun, oleh karena itu biosorpsi dapat dipertimbangkan sebagai suatu teknologi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengolah limbah cair industri yang secara ekonomi layak digunakan. Proses biosorpsi dapat terjadi karena adanya material biologis yang disebut biosorben dan adanya larutan yang mengandung logam berat dengan afinitas yang tinggi sehingga mudah terikat dengan biosorben. Hal lain yang membuat biosorpsi menjadi pilihan menarik adalah tersedianya berbagai bahan biosorben yag melimpah seperti fungi, bakteri, yeast, algae dan biopolimer seperti alginat dan kitosan yang merupakan produk samping industri perikanan. Variabel yang perlu diperhatikan dalam mendesain dan mengoperasikan proses biosorpsi dengan mikroorganisme adalah seleksi dan pemilihan biomassa yang sesuai serta perlakuan awalnya (pemilihan strain yang sesuai, metode penanganan mikroorganisme dan kondisi fisik biomassa), waktu tinggal dan waktu kontak proses (immobilisasi sel, pH), konsentrasi biomassa, proses pemisahan dan recovery biomassa serta pembuangan biomassa yang telah digunakan dengan pengeringan dan insinerasi. Teknologi biosorpsi yang melibatkan mikroorganisme dalam mengatasi pencemaran lingkungan oleh logam berat ini masih memerlukan banyak pengembangan melalui penelitian penelitian dan kajian yang berkesinambungan sehingga dapat diperoleh hasil terbaik untuk mengatasi pencemaran logam berat.Â
Pengaruh Gliserol terhadap Sifat Fisik/Mekanik dan Barrier Edible Film dari Kitosan
Irawan, Suryo
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (507.274 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2735
Kualitas edible film kitosan sangat ditentukan oleh kekuatan fisik dan mekanik dari edible film kitosan yang dihasilkan, yaitu dari besar kecilnya nilai ketahanan tarik, elongasi, laju transmisi uap air (Water Vapour Transmission Rate/WVTR) dan laju transmisi gas oksigen (Oxygen Transmission Rate/ O2TR). Sifat fisik dari edible film dapat menentukan fleksibilitas dari kemasan, semakin kecil nilai ketahanan tarik dan semakin besar nilai elongasi edible film akan lebih applikatif. Sifat mekanik menentukan kualitas dari kemasan, semakin kecil nilai WVTR dan O2TR yang dihasilkan oleh suatu edible film maka kualitas edible film tersebut akan semakin baik. Pada penelitian ini dipelajari bagaimana pengaruh penambahan plasticizer (gliserol) terhadap sifat fisik/mekanik edible film kitosan. Edible film dibuat dengan cara modifikasi metode Vojdani dan Torres dimana 3 g kitosan dilarutkan dalam 100 mL asam asetat glasial dengan penambahan gliserol (plasticizer). Secara umum lembaran film kitosan yang dihasilkan mempunyai nilai ketebalan dan elongasi yang cenderung meningkat, nilai kuat tarik dan O2TR yang cenderung menurun. WVTR memiliki nilai minimum sebesar 165,56 g/m2/24 jam.Â
Sintesis Stearil Alkohol Etoksilat sebagai Emulsifier pada Kosmetik
Yunilawati, Retno;
Yemirta, Yemirta;
Komalasari, Yesy
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (184.411 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2736
Produksi Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia yang kian tahun kian meningkat membutuhkan pengembangan lebih lanjut menjadi produk hilir seperti oleokimia, yaitu produk kimia yang berasal dari minyak atau lemak baik nabati maupun hewani, diantaranya fatty acid, fatty alcohol, dan metil ester. Salah satu jenis produk turunan oleokimia yang potensial untuk dikembangkan dan memiliki nilai tambah yang tinggi adalah surfaktan. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis surfaktan stearil alkohol etoksilat berbahan baku stearil alkohol yang merupakan oleokimia dari CPO, melalui reaksi etoksilasi. Reaksi etoksilasi berlangsung optimal pada suhu 150 oC hingga 160 oC selama 2 jam, dengan perbandingan mol stearil alkohol dan etilen oksida 1:1 dan menggunakan katalis asam (0,5% H2SO4). Produk dari reaksi ini berupa serbuk berwarna putih, dengan kadar air 0,06%, pH 6, bilangan hidroksi 198 mg KOH/g, cloud point 64 oC, dan Hidrophyl Lipophyl Balance (HLB) 8. Spesifikasi ini memenuhi standar yang biasa digunakan di industri, sehingga produk yang dihasilkan ini memiliki peluang untuk diaplikasikan sebagai emulsifier pada produk kosmetik seperti lotion dan cream.Â
Aplikasi Teknologi Kemasan yang Ramah Lingkungan dan Prospeknya
Pudjiastuti, Wiwik;
Sudirman, Sudirman;
Haryono, Agus;
Deswita, Deswita
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1077.554 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2737
Beberapa kegiatan litbang tentang kemasan yang ramah lingkungan (biodegradable) telah berhasil membuat kemasan dengan extruksi blow moulding dalam skala laboratorium bahkan skala pilot. Untuk mencapai plastik ramah lingkungan telah dilakukan litbang dan diperoleh nanokomposit berbasis polimer termoplastik (polietilen: LLDPE, HDPE dan LDPE, juga polipropilen : PP MF110 dan PP MF135) dengan filler CaCO3 dan tapioka berukuran nanometer. Disamping itu dilakukan litbang dengan filler CaCO3 berbagai bentuk : Calsite, Aragonite dan Vaterite. Nanokomposit dengan filler CaCO3 mencapai komposisi 55 %berat untuk matriks HDPE dan 70 %berat untuk matriks LLDPE, sedangkan untuk PP MF110 mencapai 70 %berat dan PP MF135 sebesar 65 %berat. Sementara itu untuk nanokomposit dengan filler tapioka, hampir seluruh matriks polimer termoplastik (polietilen dan polipropilen) dapat mencapai komposisi sebesar 75 %berat. Hasil uji biodegradable (soil butiral test) nanokomposit menunjukkan bahwa komposisi diatas 50 %berat mengalami degradasi (hancur) dalam waktu 2 (dua) bulan, kecuali LLDPE dengan waktu 4 (empat) bulan. Untuk komposisi dibawah 50 %berat, diperoleh HDPE selama 8 (delapan) bulan dan LLDPE selama 12 (dua belas) bulan. Sedangkan nanokomposit dengan filler tapioka mengalami degradasi (hancur) dalam waktu 1 (bulan) untuk komposisi diatas 50 %berat.Â
Lemak Padat Nanopartikel; Sintesis dan Aplikasi
Rahmi, Dwinna
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (527.51 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2738
Saat ini di dunia banyak peneliti yang tertarik untuk mengembangkan nanoteknologi. Salah satu pendekatan nanoteknologi di bidang farmasi adalah lemak padat nanopartikel (Solid Lipid Nanoparticle/SLN). SLN merupakan sistem koloid pembawa untuk mengontrol perbaikan susunan kimia tubuh. Tulisan ini menampilkan secara umum metode pembuatan SLN dan penerapannya di industri farmasi. Ada tiga metode yang paling banyak dipakai para peneliti untuk memproduksi SLN yaitu homogenisasi kecepatan tinggi (High Speed Homogenation/HSH), homogenisasi tekanan tinggi (High Pressure Homogenation/HPH) dan emulsifikasi dengan pelarut (SE). Di lain pihak, SLN berfungsi sebagai kimia penstabil senyawa yang sensitif terhadap sinar, oksidasi dan hidrasi. Selain itu SLN dapat mengurangi efek samping dari pemakaian mineral nanopartikel sebagai anti UV dan polimer nanopartikel sebagai pembawa obat. Dari hasil beberapa penelitian menyebutkan bahwa SLN yang terbuat dari asam lemak esensial terbukti dapat mengurangi dampak bahaya dan racun.Â
Sintesis Stearil Alkohol Etoksilat sebagai Emulsifier pada Kosmetik
Retno Yunilawati;
Yemirta Yemirta;
Yesy Komalasari
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (184.411 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2736
Produksi Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia yang kian tahun kian meningkat membutuhkan pengembangan lebih lanjut menjadi produk hilir seperti oleokimia, yaitu produk kimia yang berasal dari minyak atau lemak baik nabati maupun hewani, diantaranya fatty acid, fatty alcohol, dan metil ester. Salah satu jenis produk turunan oleokimia yang potensial untuk dikembangkan dan memiliki nilai tambah yang tinggi adalah surfaktan. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis surfaktan stearil alkohol etoksilat berbahan baku stearil alkohol yang merupakan oleokimia dari CPO, melalui reaksi etoksilasi. Reaksi etoksilasi berlangsung optimal pada suhu 150 oC hingga 160 oC selama 2 jam, dengan perbandingan mol stearil alkohol dan etilen oksida 1:1 dan menggunakan katalis asam (0,5% H2SO4). Produk dari reaksi ini berupa serbuk berwarna putih, dengan kadar air 0,06%, pH 6, bilangan hidroksi 198 mg KOH/g, cloud point 64 oC, dan Hidrophyl Lipophyl Balance (HLB) 8. Spesifikasi ini memenuhi standar yang biasa digunakan di industri, sehingga produk yang dihasilkan ini memiliki peluang untuk diaplikasikan sebagai emulsifier pada produk kosmetik seperti lotion dan cream.
Aplikasi Teknologi Kemasan yang Ramah Lingkungan dan Prospeknya
Wiwik Pudjiastuti;
Sudirman Sudirman;
Agus Haryono;
Deswita Deswita
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1077.554 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2737
Beberapa kegiatan litbang tentang kemasan yang ramah lingkungan (biodegradable) telah berhasil membuat kemasan dengan extruksi blow moulding dalam skala laboratorium bahkan skala pilot. Untuk mencapai plastik ramah lingkungan telah dilakukan litbang dan diperoleh nanokomposit berbasis polimer termoplastik (polietilen: LLDPE, HDPE dan LDPE, juga polipropilen : PP MF110 dan PP MF135) dengan filler CaCO3 dan tapioka berukuran nanometer. Disamping itu dilakukan litbang dengan filler CaCO3 berbagai bentuk : Calsite, Aragonite dan Vaterite. Nanokomposit dengan filler CaCO3 mencapai komposisi 55 %berat untuk matriks HDPE dan 70 %berat untuk matriks LLDPE, sedangkan untuk PP MF110 mencapai 70 %berat dan PP MF135 sebesar 65 %berat. Sementara itu untuk nanokomposit dengan filler tapioka, hampir seluruh matriks polimer termoplastik (polietilen dan polipropilen) dapat mencapai komposisi sebesar 75 %berat. Hasil uji biodegradable (soil butiral test) nanokomposit menunjukkan bahwa komposisi diatas 50 %berat mengalami degradasi (hancur) dalam waktu 2 (dua) bulan, kecuali LLDPE dengan waktu 4 (empat) bulan. Untuk komposisi dibawah 50 %berat, diperoleh HDPE selama 8 (delapan) bulan dan LLDPE selama 12 (dua belas) bulan. Sedangkan nanokomposit dengan filler tapioka mengalami degradasi (hancur) dalam waktu 1 (bulan) untuk komposisi diatas 50 %berat.
Lemak Padat Nanopartikel; Sintesis dan Aplikasi
Dwinna Rahmi
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (527.51 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2738
Saat ini di dunia banyak peneliti yang tertarik untuk mengembangkan nanoteknologi. Salah satu pendekatan nanoteknologi di bidang farmasi adalah lemak padat nanopartikel (Solid Lipid Nanoparticle/SLN). SLN merupakan sistem koloid pembawa untuk mengontrol perbaikan susunan kimia tubuh. Tulisan ini menampilkan secara umum metode pembuatan SLN dan penerapannya di industri farmasi. Ada tiga metode yang paling banyak dipakai para peneliti untuk memproduksi SLN yaitu homogenisasi kecepatan tinggi (High Speed Homogenation/HSH), homogenisasi tekanan tinggi (High Pressure Homogenation/HPH) dan emulsifikasi dengan pelarut (SE). Di lain pihak, SLN berfungsi sebagai kimia penstabil senyawa yang sensitif terhadap sinar, oksidasi dan hidrasi. Selain itu SLN dapat mengurangi efek samping dari pemakaian mineral nanopartikel sebagai anti UV dan polimer nanopartikel sebagai pembawa obat. Dari hasil beberapa penelitian menyebutkan bahwa SLN yang terbuat dari asam lemak esensial terbukti dapat mengurangi dampak bahaya dan racun.
Pengaruh Penambahan Karet Alam Cair terhadap Sifat Termal Polyblend Elastomer Termoplastik
Sugik Sugiantoro;
Sudirman Sudirman;
Aloma Karo Karo;
Deswita Deswita;
Saeful Yusuf
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 32 No. 1 April 2010
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (203.831 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v32i1.2734
Analisis perubahan sifat termal polipaduan elastomer termoplastik-polietilen atau elastomer termoplastik- polipropilen akibat penambahan Karet Alam Cair (Liquid Natural Rubber/ LNR) telah dilakukan dengan teknik Simultaneous Thermal Analyzer (STA). Polipaduan LNR-polietilen dan LNR-polipropilen dilakukan dengan teknik blending dalam laboplastomill dengan variasi fraksi berat LNR sebesar 3 %berat, 5 %berat dan 7 %berat. Hasil karakterisasi dengan STA menunjukkan bahwa penambahan LNR 5 %berat pada polipaduan elastomer termoplastik-polietilen (ETP-PE) meningkatkan suhu puncak pelelehan dari ± 140 oC menjadi ± 164,1 oC, dan suhu mulai terjadinya dekomposisi meningkat dari ± 359 oC tanpa LNR menjadi ± 385 oC. Sedangkan polipaduan elastomer termoplastik-polipropilen meningkatkan suhu puncak pelelehan dari ± 170,4 0C menjadi ± 178,5 oC dan suhu mulai terjadinya dekomposisi meningkat dari ± 370,5 oC tanpa LNR menjadi ± 389,8 oC setelah penambahan LNR 3 %berat.